Isi Daya Ponsel Tanpa Kabel? Ini Penjalasan Mengenai Teknologi Wireless

 Teknologi Wireless

Anda pasti pernah melihat sebuah ponsel yang mengisi daya dengan hanya di tempelkan pada suatu alat? Hal itu dapat terjadi karena adanya teknologi yang disebut sebagai teknologi wireless. Dengan Teknologi ini dapat memungkinkan kita menggunakan sebuah perangkat tanpa terhubung langsung pada kabel. Jika penasaran, yuk cari tahu bersama Mr.Brain di artikel ini!

Definisi Teknologi Wireless

Teknologi adalah sesuatu yang dibuat dengan tujuan membantu mempermudah pekerjaan manusia. Wireless (nirkabel) adalah teknologi yang menghubungkan dua perangkat untuk bertukar data tanpa menggunakan kabel. Data dipertukarkan melalui media gelombang cahaya tertentu atau gelombang radio dengan frekuensi tertentu. Jaringan nirkabel biasanya menghubungkan satu sistem computer dengan sistem yang lain dengan menggunakan beberapa macam transmisi tanpa kabel.

Contoh teknologi wireless

1.    Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dan radiasi gelombang radio. Inframerah ditemukan secara tidak sengaja ditemukan oleh Sir William Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang mengadakan penelitian mencari bahan penyaring optic yang akan digunakan untuk mengurangi kecerahan gambar matahari dalam tata surya teleskop.

2.    Bluetooth adalah spesifik industry untuk jaringan kawasan pribadi tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dua perangkat dan dapat dipakai untuk melakukan tukar menukar informasi. Spesifikasi dari peralatan Bluetooth ini dikembangkan dan didistribusikan oleh kelompok Bluetooth Special interest Group.

3.    Wireless LAN adalah suatu jaringan area local nirkabel yang menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya.

Kemajuan teknologi Nirkabel diantaranya, keyboard dan mouse nirkabel, speaker, mobile wireless, hingga Shadow Ebike (sepeda pertama di dunia dengan sistem nirkabel). Ponsel merupakan gabungan dua teknologi, yaitu telepon (Alexander Graham Bell, 1876) dan Radio (Nikolai Tesla, 1880; Guglielmo Marconi, 1894). Sebelum ada ponsel, orang harus memasang telepon radio di mobil. Setaip ponsel sendiri memiliki kode khusus untuk menunjukkan identitas ponsel, pemilik dan penyedia layanan.

Advanced Mobile Phone System (AMPS, dalam Bahasa Indonesia artinya Sistem Telepon Bergerak Maju) adalah standar sistem telepon seluler analog yang awalnya dikembangkan oleh Bell Labs (selanjutnya dikembangkan bersama dengan Motorola). Jaringan AMPS pertama kali diperkenalkan di publik Amerika Serikat pada 13 Oktober 1983, dan merupakan sistem analog yang umum digunakan di sana sampai awal 2000-an. Selain di AS, pada 1997 terdapat 72 negara yang juga mengoperasikan jaringan AMPS, termasuk Indonesia yang hampir semuanya sudah digantikan dengan sistem lain yang lebih modern.

GSM (Global System for Mobile) adalah salah satu standar sistem komunikasi nirkabel (wireles) yang bersifat terbuka yang merupakan jenis jaringan komunikasi yang bekerja dengan cara mengirimkan data berdasarkan waktu yang membentuk jalur pada setiap sambungan dengan rentang atau paket waktu yang sangat cepat.

Mobile Wireless Netwrok Evolution

a.    1G

Sesuai namanya, 1G merupakan generasi pertama pada teknologi telepon seluler. Teknologi jaringan ini pertama kali diluncurkan oleh Nippon Telegraph dan Telephone pada 1979 silam. Baru kemudian di tahun 1984, teknologi 1G menyelimuti seluruh wilayah Jepang dan menjadikannya sebagai negara pertama yang memiliki jaringan 1G secara nasional.

Secara teknis, 1G beroperasi dengan menggunakan sistem analog yang umumnya dikenal dengan AMPS (Advanced Mobile Phone Service), di mana hanya memiliki kecepatan maksimum 2,4 Kbps. 1G hanya dapat dipakai untuk melakukan panggilan telepon, itu pun dengan kualitas yang buruk, boros baterai, dan tidak terenkripsi. Sehingga, percakapan pun dapat disadap dengan menggunakan pemindai radio.

Di Indonesia, teknologi 1G pertama kali diperkenalkan pada tahun 1984. Kala itu, PT Telkom bersama dengan PT Rajasa Hazanah perkasa menyelenggarakan layanan komunikasi seluler dengan menggunakan teknologi NMT (Nordic Mobile Telephone) dengan menggunakan frekuensi 450 MHz.

b.    2G

Teknologi jaringan seluler generasi kedua ini bisa dibilang menjadi awal kelahiran teknologi digital. Bila pada 1G menggunakan jaringan analog, maka di 2G sudah menggunakan jaringan digital. 2G pertama kali diluncurkan secara komersial di Finlandia oleh Radiolinja pada 1991 dengan mengimplementasikan teknologi GSM (Global System for Mobile Communications) berbasis teknologi TDMA (Time Division Multiple Access).

Kehadiran 2G pada saat itu menyuguhkan pengalaman baru dalam berkomunikasi. Apabila 1G hanya dapat melakukan panggilan telepon, maka di 2G terdapat beberapa fitur baru, antara lain bertukar pesan teks (SMS), pesan bergambar (MMS), dan suara panggilan yang lebih jernih. Bahkan, dalam perkembangannya 2G pun kemudian berevolusi menjadi 2,5G dengan GPRS (General Packet Radio Service) dan 2,75G dengan EDGE (Enhanced Data rates for Global Evolution), di mana kecepatan maksimal mencapai 473 Kbps.

Teknologi 2G pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1993 dengan ditandainya proyek percontohan seluler digital dengan standar GSM oleh Telkomsel (kala itu bernama Telkomsel GSM) di Pulau Batam. Baru setelah itu PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) menjadi operator GSM pertama yang menggunakan kartu SIM di tahun 1994, disusul oleh Telkomsel pada 1995, dan PT Excelcomindo Pratama di tahun 1996.

c.    3G

Teknologi penerus 2G ini pertama kali diluncurkan pada 2001 oleh operator asal Jepang NTT DoCoMo. 3G hadir sebagai sebuah solusi akan kebutuhan internet yang meningkat pada masa itu dengan menggunakan standar UMTS (Universal Mobile Telecommunications System). Teknologi ini sanggup menghantarkan kecepatan data yang lebih cepat dari generasi sebelumnya dengan kecepatan mencapai 2 Mbps.

Dengan hadirnya 3G, masyarakat di seluruh dunia sudah dapat menikmati berbagai macam layanan internet, seperti browsing, pengiriman email, streaming video dan musik, berbagi data, hingga teleconference. Era 3G juga menjadi era kelahiran smartphone dengan dua nama besar pada saat itu, yakni Blackberry dan Apple.

Kelahiran 3G di Indonesia pertama kali ada di tahun 2005 saat Telkomsel berhasil melakukan uji coba 3G yang berbasis teknologi W-CDMA (Wideband-code Division Multiple Access) di Jakarta yang kemudian dilanjutkan di beberapa wilayah, seperti Surabaya dan Batam. Setelah uji coba sukses dilakukan, pada 2006 Telkomsel menjadi operator pertama yang menggelar jaringan 3G secara komersial.

d.   4G

Kebutuhan akan layanan internet dengan menggunakan teknologi jaringan 3G dinilai tidak cukup. Maka dari itu, guna membuat penggunaan layanan internet semakin nyaman, lahirlah teknologi 4G. Teknologi ini pertama kali diluncurkan secara komersial di Stockholm, Swedia dan Oslo, Norwegia pada 2009 yang menggunakan standar LTE (Long Term Evolution) berbasis teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).

Era 4G bisa dibilang sebagai lahirnya industri konten kreatif. Dengan kecepatan LTE hingga 100 Mbps pada awal peluncuran dan berevolusi menjadi LTE-Advanced yang dapat mendapat kecepatan 1 Gbps, 4G menawarkan kemampuan untuk streaming video dengan kualitas HD, game online tanpa lag, dan waktu upload dan download yang lebih singkat. Tak hanya itu, 4G pun membuat proses komunikasi jadi lebih lancar dengan video conference, serta memunculkan lebih banyak startup digital.

Teknologi 4G LTE pertama kali diuji coba di Indonesia oleh Telkomsel pada 2013 bertempat di Pulau Bali. Baru kemudian diluncurkan secara komersial pada akhir 2014 dan menjadikan Telkomsel sebagai operator seluler pertama yang mengoperasikan jaringan mobile 4G LTE di Indonesia. Hingga kini layanan 4G Telkomsel sudah melayani puluhan juta pengguna. Telkomsel terus berusaha memberikan jaringan 4G terbaik merata untuk seluruh pelanggan dengan coverage penetration 95%.

e.    5G

5G lahir sebagai sebuah jawaban atas kebutuhan koneksi ke tahap yang lebih tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Karenanya, sejumlah perusahaan dengan ekosistem mobile saat ini berkontribusi dan berupaya agar 5G dapat dinikmati oleh masyarakat di dunia. 5G saat ini sudah diluncurkan secara komersial di beberapa negara, seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, China, Turki, dan beberapa negara di Eropa.

Sebagaimana halnya teknologi jaringan penerus, sudah pasti 5G memiliki kemampuan yang lebih canggih dari 4G, antara lain secara teori dapat mencapai data rate hingga 20 kali lebih cepat (20 Gbps), latency 10 kali lebih rendah (1ms), dan jumlah connection density 10 kali lebih banyak dari 4G (1 juta devices/km2), sehingga penggunaannya tidak hanya untuk pemenuhan layanan mobile broadband untuk konsumen, namun juga untuk Industry 4.0.

Adapun beberapa contoh use cases untuk konsumen, seperti enhanced Mobile Broadband, Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan cloud gaming. Kemudian sejumlah contoh use cases untuk industri/B2B, di antaranya AR/VR for industry maintenance, smart surveillance, smart factory, remote controlling machinery, remote surgery, drone surveillance, smart seaport, dan masih banyak lagi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Kamu Perlu Ketahui dari Routing?

Apakah DNS Mempermudah Kita?

Mau Nonton Film Tapi Hanya Diakses di Negara Tertentu Saja? VPN bisa membantu mu!